Pewarna makanan banyak digunakan dikalangan pedagang untuk menarik perhatian konsumen. Pewarna makanan pada umumnya aman dikonsumsi oleh manusia namun belakangan ini banyak beredar kasus mengenai para pedagang yang 'jail' mengganti pewarna makanan dengan pewarna tekstil dengan alasan pewarna tekstil lebih murah dibandingkan dengan pewarna makanan dan pewarna tekstil berwarna lebih terang/mencolok sehingga digemari oleh kalangan anak-anak.
Pewarna Alami
Adalah zat warna alami
(pigmen) yang diperoleh dari tumbuhan, hewan, atau dari sumber-sumber mineral.
Zat warna ini telah digunakan sejak dulu dan umumnya dianggap lebih aman
daripada zat warna sintetis, seperti annato sebagai sumber warna kuning alamiah
bagi berbagai jenis makanan begitu juga karoten dan klorofil. Dalam daftar FDA
pewarna alami dan pewarna identik alami tergolong dalam ”uncertified color
additives” karena tidak memerlukan sertifikat kemurnian kimiawi.
Keterbatasan pewarna alami
adalah seringkali memberikan rasa dan flavor khas yang tidak diinginkan,
konsentrasi pigmen rendah, stabilitas pigmen rendah, keseragaman warna kurang
baik dan spektrum warna tidak seluas pewarna sintetik. Pewarna sintetik
mempunyai keuntungan yang nyata dibandingkan pewarna alami, yaitu mempunyai
kekuatan mewarnai yang lebih kuat, lebih seragam, lebih stabil dan biasanya
lebih murah.
|
Pewarna Makanan |
Beberapa contoh zat pewarna
alami yang biasa digunakan untuk mewarnai makanan (Dikutip dari buku membuat
pewarna alami karya nur hidayat dan elfi anis saati terbitan Trubus Agrisarana
2006. dapat diperoleh di toko-toko buku se Indonesia) adalah:
- KAROTEN, menghasilkan
warna jingga sampai merah. Biasanya digunakan untuk mewarnai produk-produk
minyak dan lemak seperti minyak goreng dan margarin. Dapat diperoleh dari wortel,
papaya dan sebagainya.
- BIKSIN,
memberikan warna kuning seperti mentega. Biksin diperoleh dari biji pohon
Bixa orellana yang terdapat di daerah tropis dan sering digunakan untuk
mewarnai mentega, margarin, minyak jagung dan salad dressing.
- KARAMEL, berwarna
coklat gelap dan merupakan hasil dari hidrolisis (pemecahan) karbohidrat,
gula pasir, laktosa dan sirup malt. Karamel terdiri dari 3 jenis, yaitu
karamel tahan asam yang sering digunakan untuk minuman berkarbonat,
karamel cair untuk roti dan biskuit, serta karamel kering. Gula kelapa
yang selain berfungsi sebagai pemanis, juga memberikan warna merah
kecoklatan pada minuman es kelapa ataupun es cendol
- KLOROFIL, menghasilkan
warna hijau, diperoleh dari daun. Banyak digunakan untuk makanan. Saat ini
bahkan mulai digunakan pada berbagai produk kesehatan. Pigmen klorofil
banyak terdapat pada dedaunan (misal daun suji, pandan, katuk dan
sebaginya). Daun suji dan daun pandan, daun katuk sebagai penghasil warna
hijau untuk berbagai jenis kue jajanan pasar. Selain menghasilkan warna
hijau yang cantik, juga memiliki harum yang khas.
- ANTOSIANIN, penyebab
warna merah, oranye, ungu dan biru banyak terdapat pada bunga dan
buah-buahan seperti bunga mawar, pacar air, kembang sepatu, bunga
tasbih/kana, krisan, pelargonium, aster cina, dan buah apel,chery, anggur,
strawberi, juga terdapat pada buah manggis dan umbi ubi jalar. Bunga
telang, menghasilkan warna biru keunguan. Bunga belimbing sayur
menghasilkan warna merah. Penggunaan zat pewarna alami, misalnya pigmen antosianin
masih terbatas pada beberapa produk makanan, seperti produk minuman (sari
buah, juice dan susu).
Pewarna sintetis
|
pewarna sintetis |
Pewarna sintetis mempunyai
keuntungan yang nyata dibandingkan pewarna alami, yaitu mempunyai kekuatan
mewarnai yang lebih kuat, lebih seragam, lebih stabil, dan biasanya lebih
murah. Berdasarkan rumus kimianya, zat warna sintetis dalam makanan menurut
”Joint FAO/WHO Expert Commitee on Food Additives (JECFA) dapat digolongkan
dalam beberapa kelas yaitu : azo, triaril metana, quinolin, xantin dan
indigoid.
Bahaya Jika Digunakan Pada Makanan
Proses pembuatan zat pewarna
sintetik biasanya melalui perlakuan pemberian asam sulfat atau asam nitrat yang
sering kali terkontaminasi oleh arsen atau logam berat lain yang bersifat
racun. Pada pembuatan zat pewarna organik sebelum mencapai produk akhir, harus
melalui suatu senyawa antara yang kadang-kadang berbahaya dan sering kali
tertinggal dalam hasil akhir, atau terbentuk senyawa-senyawa baru yang
berbahaya. Untuk zat pewarna yang dianggap aman, ditetapkan bahwa kandungan
arsen tidak boleh lebih dari 0,00014 persen dan timbal tidak boleh lebih dari
0,001 persen, sedangkan logam berat lainnnya tidak boleh ada.
Kelarutan pewarna sintetik
ada dua macam yaitu dyes dan lakes. Dyes adalah zat warna yang larut air dan
diperjual belikan dalam bentuk granula, cairan, campuran warna
dan pasta. Digunakan untuk mewarnai minuman berkarbonat,
minuman ringan, roti, kue-kue produk susu, pembungkus sosis, dan lain-lain.
Lakes adalah pigmen yang dibuat melalui pengendapan dari penyerapan dye pada
bahan dasar, biasa digunakan pada pelapisan tablet, campuran adonan kue, cake
dan donat.
Rhodamin B. Rhodamin B
adalah salah satu pewarna sintetik yang tidak boleh dipergunaan untuk makanan,
selain itu pewarna lainnya yang dilarang adalah Metanil Yellow Rhodamin B
memiliki rumus molekul C28H31N2O3Cl, dengan berat molekul sebesar 479.000.
Rhodamin B berbentuk kristal hijau atau serbuk-unggu kemerah-merahan, sangat
mudah larut dalam air yang akan menghasilkan warna merah kebiru-biruan dan
berflourensi kuat. Selain mudah larut dalam air juga larut dalam alkohol, HCl
dan NaOH. Rhodamin B ini biasanya dipakai dalam pewarnaan kertas, di dalam
laboratorium digunakan sebagai pereaksi untuk identifikasi Pb, Bi, Co, Au, Mg,
dan Th. Rhodamin B sampai sekarang masih banyak digunakan untuk mewarnai
berbagai jenis makanan dan minuman (terutama untuk golongan ekonomi lemah),
seperti kue-kue basah, saus, sirup, kerupuk dan tahu (khususnya Metanil
Yellow), dan lain-lain.
Menurut Dinas Kesehatan
Propinsi Jawa Barat, ciri-ciri makanan yang diberi Rhodamin B adalah warna
makanan merah terang mencolok. Biasanya makanan yang diberi pewarna untuk
makanan warnanya tidak begitu merah terang mencolok. Tanda-tanda dan gejala
akut bila terpapar Rhodamin B :
- Jika terhirup dapat
menimbulkan iritasi pada saluran pernafasan.
- Jika terkena kulit dapat
menimbulkan iritasi pada kulit.
- Jika terkena mata dapat
menimbulkan iritasi pada mata, mata kemerahan, udem pada kelopak mata.
- Jika tertelan dapat menimbulkan
gejala keracunan dan air seni berwarna merah atau merah muda.
- Metanil Yellow juga
merupakan salah satu zat pewama yang tidak diizinkan untuk ditambahkan ke dalam
bahan makanan. Metanil Yellow digunakan sebagai pewama untuk produk-produk
tekstil (pakaian), cat kayu, dan cat lukis. Metanil juga biasa dijadikan
indikator reaksi netralisasi asam basa.
Oleh karena itu sebaiknya
konsumen sebelum membeli makanan dan minuman, harus meneliti kondisi fisik,
kandungan bahan pembuatnya, kehalalannya melalui label makanan yang terdapat di
dalam kemasan makanan tersebut agar keamanan makanan yang dikonsumsi senantiasa
terjaga.
Tips Memilih dan Membeli Produk Pangan
Pastikan Anda telah membaca
label yang tertera pada kemasan sebelum memutuskan membeli suatu produk pangan.
Informasi penting yang perlu Anda amati dari label produk pangan antara lain:
- Kode registrasi
produk, Ini untuk menandakan apakah produk yang bersangkutan sudah
terdaftar di Badan POM. Produk yang telah teregistrasi biasanya telah
dikaji keamanannya. Penyimpangan bisa saja terjadi jika produsen melakukan
perubahan tanpa sepengetahuan Badan POM setelah nomor registrasi
didapatkan. Namun dengan mekanisme pengawasan dan kontrol yang dilakukan
secara rutin oleh Badan POM, penyimpangan ini bisa terdeteksi.
- Ingredient atau
bahan-bahan yang terkandung dalam produk pangan, Sebaiknya hindari membeli
produk yang tidak mencantumkan informasi bahan kandungannya.
- Petunjuk aturan
pakai, Informasi ini untuk memudahkan Anda dalam mengonsumsi produk
pangan.
- Informasi efek
samping, Ini salah satu faktor penting yang perlu diketahui sebelum
membeli dan mengonsumsi produk pangan khususnya yanq berisiko pada
orang-orang tertentu.
- Expired date
atau kedaluwarsa produk, Pastikan produk pangan yang dibeli masih belum kedaluwarsa
agar tetap terjamin keamanannya.
Perbedaan
Pewarna Makanan Dan Pewarna Tekstil
- Bila pewarna kena kulit atau menempel ditangan,mudah
sekali di bilas dengan air
- Bila terkena panas terlalu lama,warna makin pudar
- Jika dimasak dengan suhu tinggi,warna kurang cerah
- Sulit dicuci jika warna menempel pada kulit meskipun
dicuci menggunakan sabun
- Tampilan warna bubuknya terlihat lebih mengkilap
- Bila produk dengan menggunakan pewarna ini,semakin
terkena panas warna produk semakin mengkilap
Tips Membeli Pewarna Makanan
- Saat anda membeli pewarna makanan,sebaiknya periksa kemasan
pewarna tersebut terlebih dahulu.Pastikan produk tertera ijin dari Balai
POM (BPOM)
- Periksa apakah terdapat kadar kadaluarsa.Pewarna memang
tahan sangat lama.Namun karena adanya peraturan tentang masa kadaluarsa
terhadap bahan tambahan pangan,produk yang anda pilih harus mempunyainya.
- Jika anda membeli dengan jumlah kecil (1ons),anda harus
tahu kemasan asli dari produk tersebut.
Dipasaran ada terdapat dua jenis
pewarna makanan,berupa cair dan serbuk(bubuk).Jika anda sebagai produsen makan
maupun minuman,ataupun anda yang memproduksi seperti permen lolipop (yang beraneka warna )bisa menggunakan kedua jenis warna
tersebut.Tentunya penggunaan pewarna cair jauh lebih boros jika dibandingkan
dengan pewarna bubuk.
Dikutip dari berbagai sumber.